Minggu, 20 November 2022

Seni Rupa Murni

                             Seni Rupa Murni

Pengertian Seni Rupa Murni

Seni rupa murni adalah seni rupa yang mengutamakan keindahan dan keunikan karyanya, tanpa memperhatikan fungsi dari benda yang diciptakannya. Dalam bahasa inggris, seni murni disebut “fine art” yang secara harfiah berarti “seni mendetail”. Detail di sini berarti karya seni yang dibuat sangat memperhatikan detail-detail kecil nilai estetis yang jarang diperhatikan oleh perupa pada umumnya.

Perupa seni lain bisa saja meninggalkan detail kecil nilai estetis untuk mengikuti keinginan klien atau kebutuhan pasar. Sementara seniman murni tidak harus melakukannya, meskipun pada akhirnya seni murni juga akan menciptakan pasarnya sendiri dan membutuhkan sedikit konsolidasi. Intinya, jika senimannya berkehendak, ia dapat benar-benar menanggalkan seluruh aspek komersil dan manfaat dari karya yang ia ciptakan.

Batasan Seni Murni

Namun bukan berarti perupa murni dapat meracau seenaknya menciptakan benda yang menurut ia adalah seni. Bagi kalangan awam, beberapa seniman murni mungkin tampak seperti itu. Kenyataannya, banyak tantangan yang harus dihadapi ketika seseorang menciptakan karya seni murni.

Karya seni murni harus mendapatkan pengakuan dari para penggiat dunia seni yang akan mengapresiasi, mengkaji, dan mengkritik karya seni. Para penggiat dunia seni tersebut meliputi: kritikus seni, akademisi, kurator, pemilik galeri, perupa murni lain, hingga para kolektor yang akan membeli karya mereka. Sebetulnya masyarakat umum juga merupakan bagian dari lingkaran sosial seni, namun seorang perupa murni dapat mengabaikan satu atau dua, bahkan semua lingkaran medan seni tersebut.

Vincent Van Gogh adalah salah satu seniman yang pada masanya terlalu sibuk dengan proses penciptaan karya dan mengabaikan medan seni. Ia berakhir dengan tidak mendapatkan apresiasi yang layak sepanjang hidupnya. Vincent Van Gogh baru diakui kehebatannya setelah ia telah meninggal dunia. Kisahnya mengingatkan kita bahwa kemampuan mengarungi medan seni menjadi sangat penting jika kita hendak berusaha untuk menjadi seorang perupa seni murni.

Intinya, meskipun seni rupa murni adalah bidang yang sangat bebas dan memang seharusnya membebaskan, masih terdapat batasan-batasan umum yang mengaturnya. Berbagai pergolakan politik hingga ke polemik dari berbagai kalangan masyarakat seni dapat terjadi di dalamnya. Hanya kebebasan itu sendiri yang dapat bebas dari lingkaran sosial kehidupan manusia.

Perbedaan Seni Rupa Murni dan Seni Rupa Terapan

Sebelumnya, telah dijelaskan bahwa seni rupa murni tidak memperhatikan nilai guna dari karya yang dibuat. Sebaliknya, terdapat seni yang mengutamakan fungsi di atas nilai estetis dan biasa disebut sebagai seni rupa terapan (applied art) atau desain. Seni rupa terapan mengutamakan fungsi dari benda seni yang diciptakan dan menghasilkan benda seni seperti pakaian, arsitektur gedung, benda dekorasi, dsb.

Tapi tunggu dulu, ternyata seni rupa terapan dapat membuat benda dekorasi yang hanya berfungsi untuk memperindah ruangan. Kalau begitu, apa bedanya dengan seni murni?

Bedanya, seni murni tidak harus menciptakan suatu karya yang tampak indah saja. Seni murni bebas mengeksplorasi ide radikal yang terkadang membuat karyanya tampak jelek dan tidak indah ketika di pandang, namun memiliki nilai lebih lain, misalnya unsur ekstrinsik berupa pesan moral, pesan sosial, hingga pandangan, gagasan, atau ekspresi senimannya sendiri mengenai suatu hal.

Kata kunci utama yang membedakannya juga adalah seni terapan mengedepankan fungsi, sementara seni rupa murni tidak mempertimbangkannya sama sekali. Bahkan dalam beberapa karya seni murni akan ditemukan benda pakai yang diisolasi dari fungsinya dan menjadi tidak berguna.

Seni rupa murni juga dapat menciptakan karya yang tidak menghasilkan produk. Misalnya seni performans (performance art) yang mengutamakan aksi dari senimannya sendiri. Lalu, ada seni konseptual yang hanya membuat rangka-biru suatu karya tanpa harus membuat benda seninya saat itu juga, karya hanya akan dibuat atau disusun ketika karya di pamerankan.

Fungsi Seni Rupa Murni

Lucu rasanya jika membahas fungsi seni rupa murni yang jelas-jelas sudah tidak mementingkan aspek fungsionalitasnya. Secara intrinsik, atau dalam kacamata wujudnya itu sendiri, seni rupa murni jelas tidak memiliki fungsi apa pun. Bahkan karya seni murni belum tentu cocok untuk dijadikan benda dekoratif.

Seni murni adalah bentuk apresiasi terdalam pada seni, sehingga ketika berhasil dibuat dengan baik, keunikan dan muatan positif yang dibawanya akan memancar keluar dari dunianya sendiri. Seni murni dapat memiliki berbagai nilai ekstrinsik  berupa: fungsi pesan sosial, seruan kebaikan atau sebaliknya: kritik tajam terhadap suatu issue, hingga ke berbagai renungan filosofis yang menciptakan pertanyaan dan masalah baru untuk mengembangkan kehidupan manusia.

Seni rupa murni juga merupakan media eksperimen untuk terus mengembangkan dunia seni rupa ke tahap selanjutnya. Genre pop art pada masanya hanya digunakan oleh kalangan-kalangan tertentu dan kurang diminati oleh masyarakat. Sekarang, aliran pop art merupakan salah satu gaya favorit yang banyak digunakan oleh masyarakat luas dalam berbagai bidang seperti fashion, poster, desain brosur, dekorasi rumah, dsb.

Jenis Seni Rupa Murni

Seni murni terus mengembangkan sayapnya dan tak pernah berhenti untuk bereksperimen baik dari segi media, ide dan bentuk umumnya. Beberapa contoh jenis seni rupa murni yang ada adalah sebagai berikut.

  1. Seni Lukis. Adalah salah satu media utama yang paling banyak digunakan dari sejak zaman klasik hingga zaman modern.
  2. Seni Patung. Bentuk seni rupa murni tiga dimensi yang dapat diapresiasi dari berbagai arah.
  3. Seni Instalasi. Yaitu media seni rupa yang tidak mengenal batasan media dan dapat berupa gabungan dari media 2d dan 3d yang berisikan lukisan, patung, video, kriya, dsb.
  4. Seni Video. Dalam konteks seni murni, video tidak diperlakukan untuk menghasilkan suatu narasi seperti film, video hanya digunakan untuk menampilkan ekspresi, ide atau pesan yang ingin disampaikan oleh seniman secara tidak harfiah/langsung.
  5. Seni Performans. Jenis ini menitikberatkan aksi pertunjukan yang diperagakan langsung oleh senimannya.
  6. Seni Konseptual. Seni yang menitikberatkan pada ide dan konsep yang diciptakan, bukan artefak benda seninya sendiri.
  7. Land Art. Jika seni patung memiliki batasan terhadap suatu benda, lalu seni instalasi hampir boleh dikatakan terikat pada suatu ruangan, maka land art tidak terikat pada apapun, suatu pulau kecil atau gedung yang menjulang tinggi juga bisa menjadi medianya.
  8. Kriya murni. Kerajinan tangan yang dihilangkan nilai fungsinya dapat menjadi suatu karya seni rupa murni.

Penutup

Seni rupa murni merupakan cabang seni rupa yang paling sulit untuk diikuti dan dipahami dalam praktiknya. Hanya sebagian kecil pelaku dunia seni rupa yang dapat mengarungi kejamnya rimba buas ini. Menjadi seniman hari ini, tidak berarti harus menjadi seorang perupa murni. Nyatanya seni rupa terapan justru dapat memberikan dampak instan yang berguna saat ini juga yang berarti, perupa seni terapan adalah seorang teknokrat. Dibutuhkan dedikasi yang tinggi dan sangat berisiko untuk menjadi seorang seniman seni murni.

0 komentar:

Posting Komentar