Kamis, 24 November 2022

Pengertian Akhlak

Pengertian Akhlak 

Pengertian Akhlak : Tentang Akhlak Beserta Contohnya – Kemajuan ilmu pengetahuan teknologi menyebabkan berkembangnya pula perubahan gaya hidup dan pola pikir masyarakat secara signifikan dalam berbagai aspek.

Perubahan tersebut satu sisi membawa kemudahan dan di sisi lain menimbulkan kegelisahan. Kemudahaan dalam memenuhi kebutuhan hidup dan kegelisahan karena terjadinya pergeseran tatanan nilai-nilai akhlak yang ada dalam masyarakat sebagai dampak dari faktor eksternal dengan masyarakat yang telah membuka diri dan menyerap beberapa nilai-nilai dari luar.

Ini bisa menyebakan rusaknya tatanan akhlak atau krisis akhlak sebagai seorang muslim maupun muslimah yang dimana akan kehilangan jati diri, dan bisa terjerumus ke dalam tindakan yang tidak terpuji, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, pelecehan seksual, perampokan hingga menghilangkan nyawa seseorang .

Akhlak sangat penting untuk kehidupan setiap muslim, baik secara pribadi maupun masyarakat. Karena dengan akhlak seseorang dapat menyempurnakan kepribadiannya. Maka dari itu, setiap aspek ajaran islam berorientasi pada pembinaan dan pembentukan akhlak yang mulia (karimah).

Pengertian Akhlak

Untuk memahami pengertian akhlak secara menyeluruh ada dua acara yang perlu ditempuh. Pertama dilihat dari segi Bahasa (etimologi) dan kedua dilihat dari segi istilah (terminologi).

Dilihat dari segi bahasa, kata akhlak berasal dari Bahasa Arab yang telah diserap ke dalam Bahasa Indonesia. Yang dalam Bahasa Arab kata akhlak merupakan jama’ kata khuluqun yang mengandung arti:

  1. Tabi’at, yaitu sifat yang telah terbentuk dalam diri manusia tanpa dikehendaki (tanpa kemauan) atau tanpa diupayakan (tanpa usaha).
  2. Adat, yaitu sifat dalam diri manusia yang diupayakan (berusaha) melalui latihan yakni berdasarkan keinginan.
  3. Watak, jangkauannya meliputi hal yang menjadi tabi’at  dan hal yang diupayakan sehingga menjadi adat kebiasaan.

Secara singkat  kata akhlak yang berarti kesopanan dan agama (budi pekerti). Terdapat pula kata akhlakul karimah yang memiliki arti perbuatan mulia lagi terpuji yang diwujudkan dalam bentuk sikap, ucapan, dan perbuatan yang baik sesuai dengan ajaran Islam yang dapat kamu pahami pada buku Komik Akhlak Dalam Al’Qur’An yang dikemas dalam bentuk komik animasi sehingga lebih menyenangkan untuk dipelajari.

Jadi, pengertian akhlak dapat diartikan sebagai tingkah laku manusia yang dilakukan dengan sengaja, diawali dari proses latihan yang menjadi kebiasaan, bersumber dari dorongan jiwa untuk melakukan perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Untuk lebih jelasnya, ada perbedaan tentang akhlak dan ilmu akhlak.

Apakah bedanya?

Akhlak adalah yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dilakukan dengan sengaja yang muncul dari dorongan jiwa secara spontan.

Ilmu akhlak adalah ilmu yang mempelajari dan memberi petunjuk bagaimana berbuat kebaikan dan menghindar dari keburukan, sesuai dengan tuntunan syariat islam.

Akhlak menggunakan kan penentuan baik atau buruk perbuatan manusia dengan tolak ukur ajaran Al Quran, sebagaimana firman Allah:

يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ قَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيْرًا مِّمَّا كُنْتُمْ تُخْفُوْنَ مِنَ الْكِتٰبِ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍەۗ قَدْ جَاۤءَكُمْ مِّنَ اللّٰهِ نُوْرٌ وَّكِتٰبٌ مُّبِيْنٌۙ

“Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah datang kepadamu, menjelaskan kepadamu banyak hal dari (isi) kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula) yang dibiarkannya. Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menjelaskan.”

(Qs Al-maidah : ayat 15)

Macam-Macam Akhlak dan Contohnya

Berdasarkan pengertian akhlak, maka secara garis besar maka, pada dasarnya akhlak itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Akhlak Mulia atau Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah atau Karimah)

Akhlak mulia atau terpuji disebut juga dengan Akhlakul Mahmudah atau Akhlakul Karimah yaitu sikap dan tingkah laku yang mulia atau terpuji terhadap Allah, sesama manusia dan lingkungannya. sifat mulia tersebut bagi setiap muslim perlu diketahui yang bersumber dari Al Quran dan hadis. Sifat terpuji sangat memberikan jaminan keselamatan kehidupan manusia, dalam hubungan dengan Allah, kehidupan pribadi, bermasyarakat dan negara.

2. Akhlak Buruk atau Tercela (Al-Akhlaqul Mazmumah)

Akhlak tercela disebut juga Akhlakul mazmumah  yaitu  Sikap dan tingkah laku yang buruk terhadap Allah, sesama manusia dan makhluk lain serta lingkungan.  Berdasarkan pengertian akhlak buruk, maka diharapkan agar setiap muslim menghindari sifat tercela karena ini sangat merusak kehidupan manusia,  baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat maupun kehidupan bernegara, dab  begitu juga hubungan dengan Allah.

Contoh Akhlak Terpuji dan Tercela

Contoh Akhlak Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah)

Ada beberapa sifat-sifat yang dapat dimasukan dalam kelompok akhlak mulia, yaitu:

a. Contoh Akhlak Terpuji Terhadap Allah

Akhlak mulia terhadap Allah diartikan sebagai tingkah laku manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya yang pada prinsipnya manusia yang beriman dan berakhlak mengakui terhadap keEsaan Allah, yang telah menciptakan manusia menjadi makhluk yang paling sempurna di muka bumi ini. Sebagaimana firman-Nya:

وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.” (QS. An Nahl(16) : ayat 78).

Ayat diatas menunjukkan bahwa Allah telah menciptakan manusia dengan tubuh yang kokoh dan sempurna serta melengkapinya dengan panca indra seperti,  pendengaran,  penglihatan, penciuman, akal pikir dan hati nurani.  manusia harus bersyukur dengan panca indra yang diberikan Allah. Sebagai makhluk ciptaan Allah yang sempurna, sudah sepantasnya manusia mensyukuri apa yang telah Allah berikan dan menggunakan alat panca indra tersebut untuk memperhatikan bukti keesaan Allah, serta taat dan patuh kepada-Nya.

Contoh Akhlak mulia terhadap Allah diantaranya:

  1. Ikhlas – Yang artinya suci, murni, jernih tidak tercampur dengan yang lain. Perbuatan seseorang dikatakan suci apabila dikerjakan hanya karena Allah semata, dengan niat yang ikhlas, menjauhkan dari riya (menunjuk kepada orang lain) ketika melakukan amal yang baik.
  2. Bertaubat – Yaitu suatu sikap menyesali perbuatan buruk yang dilakukan, berusaha untuk menjauhkan segala larangannya serta melakukan perbuatan baik.
  3. Bersabar – Dapat menahan diri pada kesulitan dengan berbagai ujian serta mencari ridha-Nya.
  4. Bersyukur – Suatu sikap memanfaatkan sebaik-baiknya yang bersifat fisik maupun non fisik, dan meningkatkan amal shaleh dengan bertujuan mendekat diri kepada-Nya.
  5. Bertawakal – Berusaha seoptimal mungkin dan berdoa, menyerahkan semuanya kepada Allah, untuk meraih sesuatu yang diharapkan.
  6. Harapan – Sikap jiwa yang sedang mengharap sesuatu yang disenangi Allah.
  7. Bersikap Takut – Takut akan siksaan Allah jika melanggar perintah-Nya.

b. Contoh Akhlak Mulia Terhadap Sesama Manusia

Sesuai dengan pengertian akhlak mulia, maka bukan hanya dilakukan kepada Allah SWT, tetapi juga perlu dilakukan kepada sesama manusia. Selain itu, salah satu faktor kuatnya iman seseorang, terlihat dari perilakunya sehari-hari terhadap orang lain, bagi muslim yang menaati peraturan akan tercermin akhlak mulia nya terhadap sesama.

1) Menjaga hubungan baik

Seperti halnya saling tolong menolong dengan tetangga, saling memberi jika ada rezeki lebih, atau saling membantu dalam hal kebaikan.

2) Berkata benar

Semakin hari semakin banyak informasi yang diluar pemikiran kita, membuat masukan / opini yang salah dan masyarakat terkadang mengikuti berita yang ternyata tidak benar kenyataan (hoax).

3) Tidak meremehkan orang lain

Allah memerintahkan bagi orang yang beriman, untuk tidak merendahkan orang lain. Merasa dirinya lebih, padahal kita tidak sadar ada yang lebih baik dan lebih berpikiran daripada luasnya pemikiran kita.

4) Bersangka baik (Husnuzon)

Husnuzan kepada sesama adalah sifat terpuji yang harus diterapkan dengan lahir dan batin, ucapan dan sikap, agar apa yang kita jalani selalu diridhai oleh Allah. Karena sikap suuzon itu ibarat “manusia memakan daging manusia yang sudah meninggal.” Sebagaimana firman Allah :

وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada` Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat, Maha Penyayang.” QS. Al-Hujurat : ayat 12.

5) Kasih sayang

Kasih sayang merupakan sifat asli (fitrah) manusia yang telah dibawa sejak lahir. Akan tetapi sifat tersebut merupakan potensi yang harus selalu dijaga, karena jika tidak dipelihara dan dikembagkan sebaik-baiknya atau dibiarkan hilang akan menumbuhkan rasa negative lain seperti kemarahan, kebencian, permusuhan, iri hati, dengki dan masih banyak lainnya yang mengarah ke jalan yang sesat. Tetapi jika rasa itu dipelihara maka akan tumbuh lahir sikap :

  • Sopan santun
  • Rasa tolong menolong
  • Pemurah
  • Pemaaf
  • Rasa persaudaraan (Ukhuwah)
  • Menepati janji

c. Contoh Akhlak Terpuji Terhadap Diri Sendiri

Selain akhlak kepada Allah dan terhadap sesama manusia, tak lupa akhlak terhadap diri sendiri. Yang artinya menjaga sifat jasmani dan rohani semakin lebih baik setiap waktunya. Dengan cara :

  1. Memelihara kesucian dan kehormatan diri
  2. Qana’ah : menerima apa adanya pemberian dari Allah.
  3. Berdo’a kepada Allah
  4. Sabar dengan ketentuan Allah
  5. Tawakal kepada Allah
  6. Rendah Hati

Contoh Akhlak Tercela (Al-Akhlaqul Mazmumah)

a. Contoh Akhlak mazmumah kepada Allah

1) Musyrik

Merupakan mempersekutukan (meminta / memohon) selain kepada Allah dengan makhluk-Nya. Seperti menyembah berhala pun termasuk dalam hati yang musyrik. Karena ini bertentangan dengan ajaran tauhid.

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar .” (QS. Lukman : ayat 13).

2) Takabbur

Sikap menyombongkan  diri dan tidak mengakui kekuasaan Allah di alam ini. Adapun yang menyebabkan seseorang menjadi takabur, salah satunya karena rupa tampan atau cantik, kedudukan jabatan yang tinggi, kekayaan dan lain sebagainya. Salah satu ayat Allah yang menerangkan ketakaburan manusia, QS. An-Nahl: 29

فَادۡخُلُوۡۤا اَبۡوَابَ جَهَنَّمَ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَا‌ؕ فَلَبِئۡسَ مَثۡوَى الۡمُتَكَبِّرِيۡنَ

Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Pasti itu seburuk-buruk tempat orang yang menyombongkan diri.”(Qs. An-Nahl : ayat 29).

3) Murtad

Sikap mengganti keyakinan diri dan beralih ke keyakinan yang lain dari agama islam / singkatnya keluar dari agama islam. Maka akan mendapatkan hukuman riddah (hukuman mati) saat di akhirat kelak.  Sebagaimana firman Allah:

ۗ وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَاُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚ وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

“Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah : ayat 217).

4) Munafik

Sikap seseorang yang menampilkan dirinya berpura-pura / tidak tulus hatinya mengikuti ajaran Allah dan ini termasuk sifat berkhianat. Khianat pun diartikan perbuatan menipu dan menurunkan martabat dirinya. Sebagaimana firman Allah:

اَلْمُنٰفِقُوْنَ وَالْمُنٰفِقٰتُ بَعْضُهُمْ مِّنْۢ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوْفِ وَيَقْبِضُوْنَ اَيْدِيَهُمْۗ نَسُوا اللّٰهَ فَنَسِيَهُمْ ۗ اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ

Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan kepada Allah, maka Allah melupakan mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.” (Qs. At-Taubah : ayat 67)

Adapun tanda-tanda orang munafik, menurut sebuah Hadis Rasulullah SAW, Bersabda:

“Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga (yaitu) apabila berbicara ia berbohong, apabila berjanji ia menyalahi dan apabila diserahi amanah ia curang.” (HR. Bukhari, Muslim)

b. Contoh Akhlak mazmumah kepada sesama

Tingkah laku atau sikap seseorang terhadap sesama yang tidak sesuai dengan ajaran tuntunan Al-qur’an dan hadis diantaranya:

  1. Mudah marah (Al-Ghadhab) : Yaitu kondisi emosi yang tidak bisa terkontrol yang mengakibatkan perilaku yang tidak menyenangkan orang lain.
  2. Iri Hati atau dengki (Al-Hasadu) : Yaitu sikap seseorang yang ingin menghilangkan kebahagian / kenikmatan orang lain dan rasa ingin menggagalkan kebaikan orang lain karena berhasil menjadi lebih baik dan sukses.
  3. Mengumpat (Al-Ghiiba) : Yaitu perilaku seseorang yang menghasut orang lain untuk tidak suka kepada seseorang dan membicarakan keburukannya.
  4. Berbuat aniaya (Al-Zhulmu) : Yaitu perbuatan yang akan merugikan orang lain baik materi maupun non-materi. Dan sebagian mengatakan, seseorang yang mengambil hak orang lain.
  5. Kikir (Al-bukhlu) : Yaitu sikap seseorang yang tidak mau membantu orang lain, baik dalam hal jasa maupun materi.

Para pelaku akhlak buruk ini seringkali karena kurangnya pengetahuan atau pendidikan moral untuk membedakan mana yang baik dan juga buruk. Oleh sebab itu, sangat penting bagi kita untuk menanamkan nilai-nilai baik pada orang sekitar kita atau mempelajarinya melalui buku Pendidikan Akhlak/Moral Berbasis Teori Kognitif.

Manfaat Akhlak Akhlakul Mahmudah

Supaya lebih mudah memahami apa itu akhlak, maka bukan hanya mengetahui pengertian akhlak saja, tetapi juga perlu mengetahui manfaat dari akhlak baik.

1. Dicintai Oleh Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW selalu mengajarkan kepada umatnya untuk memiliki akhlak mahmudah atau akhlak terpuji. Di dalam sebuah hadist menyatakan bahwa seorang muslim yang berperilaku akhlak terpuji akan dekat dengan Nabi Muhammad SAW.

“Orang yang paling saya cintai dan paling dekat dengan tempat saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang memiliki akhlak mulia. Sementara orang yang paling saya benci dan tempatnya paling jauh dari saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang keras dan rakus, suka menghina dan sombong.” (HR. Tirmizi).

2. Memperoleh Kedudukan Tertinggi saat di Akhirat

Seorang muslim dengan akhlak terpujinya membuat dirinya bisa memperoleh kedudukan tertinggi saat di akhirat. Hal ini seperti yang diungkapkan dalam hadist di bawah ini.

“Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan) yang lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir dari ujub (rasa angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh dari musyawarah. Tidak ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik dan matang) dan tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada wara’ yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara harga dan kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar.” (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)

3. Berat Timbangan Akhlak Baik

Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji akan memengaruhi timbangan saat hari kiamat nanti. Dengan akhlak terpuji, seorang muslim dapat diselamatkan oleh Allah SWT.

“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlak yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlaq mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin shalat.” (HR. Tirmidzi)


0 komentar:

Posting Komentar